Jumat, 30 November 2012

Butterfly Effect


Jadi ceritanya semalem gue susah tidur karena kebayang bayang film yang baru aja ditonton. Bukan film horor, tapi science fiction psychological thriller gitu. Filmnya cukup berat karena dia punya beberapa plot yang baru bisa ditarik benang merahnya di setengah jam akhir. Belum lagi plot yang maju mundur dan pindah setting. Nontonnya bikin kepala sedikit pusing, karena butuh mikir kayak lagi kuliah .-.

Dan hasil dari film itu, gue semalem jadi takut tidur karena takut kalo nanti buka mata takdir gue berubah, iya ini lebay, tapi emang harus coba dulu tonton filmnya, ngerasain deh tuh nanti. Jadi pagi ini, gue ngerasa aneh juga soalnya ga ngelakuin hal yang emang rutin dijalanin. Daripada pusing kepikiran terus, mendingan gue keluarin aja.


Film ini produksi tahun 2004. Judulnya The Butterfly Effect. Judulnya mengacu sama butterfly effect atau nama lainnya chaos theory, yang isinya 
"It has been said that something as small as the flutter of a butterfly's wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world" -Edward Lorenz
Dari hasil searching ternyata maksud butterfly effect ini adalah perubahan kecil pada suatu tempat dalam suatu sistem non-linier dapat mengakibatkan perbedaan secara massiv dan extrim pada keadaan kemudian. Kenapa butterfly? Jadi menurut Lorenz, kepakan sayap kupu-kupu di Brazil bisa menghasilkan tornado di Texas. Huooh hebat yaa. 

Di film ini berfokus sama kehidupannya si Evan Treborn. Ayahnya semacam mengidap mental illness dan hidup di pusat perawatan, jadi si Evan ini tinggal berdua sama ibunya. Sejak umur 7 tahun, Evan sering tiba-tiba blank ketika lagi ngelakuin sesuatu, seketika lupa gitu aja. Kelakuannya juga agak sedikit aneh. Waktu kecil Evan punya teman sepermainan, namanya Thomas Miller (Tommy), Kayleigh Miller dan Lanny Kagan. Tommy sama Kayleigh ini kakak adik. Dan si Evan suka sama Kayleigh. Pokok ceritanya berpusat di kenakalan mereka waktu umur tujuh tahun. 

Alur maju terlihat dari Evan yang masuk dunia kuliah. Waktu dia baca diary masa kecilnya tiba-tiba  ruang dan waktu berubah menyesuaikan cerita itu. Dan pertanyaan masa kecil kenapa dia sering blank mendadak terjawab, saat blank itulah Evan versi dewasa masuk dan mencoba mengubah takdir yang udah ada. 

Setiap Evan merasa takdir saat itu buruk, ia selalu cari diary itu untuk kembali ke masa sebelumnya dan menghambat hal itu terjadi. Semacam mencoba memilih jalan yang terbaik untuk mencari takdir. Dia pikir dia bisa merubah semua, tapi ternyata engga. So, dia pilih untuk kembali ke masa di mana dia masih di rahim ibunya, dan coba bunuh diri biar semua kehidupan bisa berjalan dengan baik tanpa dirinya.

Yah secara garis besarnya gitu deh. Plotnya itu maju mundur maju mundur terus. Misal di plot 1 akhirnya Evan masuk penjara karena ngebunuh Tommy yang jadi psycho. Di plot dua Evan mundur lagi ke masa lalu. Dan ketika maju takdirnya Lanny stress akut. Terus plot 3 Evan mundur lagi pilih takdir yang lain, ternyata malah Kayleigh jadi anak rusak. Di plot selanjutnya Evan mundur lagi dan ketika maju malah dia yang menderita karena jadi cacat seumur hidup dan ibunya kanker. Di plot akhir, Evan merasa bahwa semua akan baik-baik saja kalo dia ga hadir di dunia ini. Jadi dia berkonsentrasi masuk ke alam sebelum dia dilahirkan dan memilih untuk tidak lahir.

Poin akhirnya sih bijaksana banget, karena Evan milih untuk mengorbankan diri sendiri untuk kepentingan banyak orang. Tapi dari sini gue jadi belajar bahwa takdir dari Tuhan itu memang yang terbaik. Kalo lo berpikir akan bisa memperbaiki semuanya ketika diberi kesempatan kedua untuk kembali itu salah besar. Buktinya ketika Evan berusaha kembali dan memperbaiki nyatanya selalu menimbulkan dampak negatif ke aspek lain. Jadi jalanin aja takdir yang sudah diberikan. Ga usah merasa apa yang ada sekarang itu salah karena pernah berjalan ga sesuai sama apa yang kita mau. Karena apa yang ada sekarang yaa memang yang terbaik dari Tuhan :)

.annisaauliajustmine

10 komentar:

  1. nice article, lagi belajar nulis juga semoga bisa jadi kaya sampean hehe http://leonardfresly.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Ringkasan nya menarik dan kesimpulan nya juga bagus. Saya suka cara menulis anda. Mudah dimengerti. Soalnya saya sudah beberapa kali baca ringkasan The Butterfly Effect tapi malah semakin bingung. Saya masih belum nonton film nya. makanya cari background film tsb gimana. Dan dari ringkasan blog ini, setidaknya saya dapat gambaran yang cukup baik soal film tsb. Thanks :)

    BalasHapus
  3. Saya tidak paham klo tulisan diatas menyebut Evan memilih sebelum dilahirkan dan pilih tidak lahir, menurut saya bukan pilih tidak lahir tapi pilih melupakan sahabat kecilnya bahkan tidak kenal lagi dengan sahabat kecilnya. karena yg membuat ingatannya bolak balik ya ingatan tentang sahabatnya itu. makanya di scene terakhir evan bilang pada kelly kecil selamat tinggal. Ini bertujuan melupakan ingatan untuk masa depannya yg lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ane setuju sama ente gan. , dah cari2 ending explained blm nmu yg pas. Lega deh, oh y, tp endingnya bnyk versinya?

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. iseng ikut comment ya...Betul kata bimo, ending terakhir dia bukan pilih sebelum dilahirkan dia milih benci sama Kayleigh Miller waktu pertama dikenalin di pesta kebun dan akhirnya dia berpisah sama kelly, tapi endingnya waktu jadi psikiater dia ketemu kelly di jalan meskipun kelly ga kenal....akan lebih keren jika evan coba kenalan dengan kelly...btw ak coment coz abis nonton film nya lagi di cinemax 14/9/2016 kemaren hehehe

    BalasHapus
  5. nambahin lagi ternyata endingnya ada 4 macem2 baru tahu ane.... https://www.youtube.com/watch?v=T8zO9rDKmyA

    BalasHapus
  6. iya film ini endingnya ada 4 macam....jadi wajar kalo di comment pada berasumsi beda-beda..

    BalasHapus
  7. yang komen juga terpengaruh oleh chaos teory

    BalasHapus
  8. btw endingnya ada 4 versi, ane lbh seneng ending yg bukan mati di kandungan

    BalasHapus