Senin, 30 April 2012

17


17. Satu tujuh. Tujuh belas. Siebzehn. Seventeen.

Buat gue, angka satu dan tujuh aka tujuh belas ini (dulunya) cukup istimewa. Selain 17 adalah tanggal lahir gue, gue ngerasa ada yang spesial di angka ini. Kalo udah umur 17 katanya boleh ngapa-ngapain, udah punya ktp bisa ke mana mana sendiri, udah punya sim bisa bawa mobil sendiri, yah dianggap cukup dewasalah pokoknya. Setiap dihadapkan oleh pilihan angka, gue juga pasti pilih angka 17, gue merasa pasti akan beruntung dengan angka itu. Pokoknya apa-apa 17 terus deh tanpa alasan yang pasti sebenernya. 

bitter sweet 17

Ketika remaja lain pesta ulang tahun besar-besar di pesta ke 17 nya, gue malah ngerasa hal itu sama sekali ga penting karena malah terkesan kekanak-kanakan, padahal katanya menuju dewasa. Belum lama ini ade gue, yang sebentar lagi umur 17, cerita tentang teman-temannya yang lagi heboh berlomba-berlomba ngadain party sweet seventeen. Dari omongannya sih kayaknya dia juga pengen ngadain party di ultah ke 17 nya nanti. Gue coba kasih pengertian tentang betapa ga pentingnya mikirin begituan, yang penting pikiran dan pribadinya bisa jadi lebih dewasa, tapi menurut dia tidak begitu, pesta harus tetap terlaksana. Heeeem, makin bingung sama si abang. 

Di sisi lain, 2 tahun berturut-turut ini gue kehilangan 2 orang junior sd-smp gue. Mereka masih muda, ya, 17 tahun. Usia yang muda sekali bukan? Gue cukup dekat dengan mereka, soalnya dulu rumah kami satu distrik, jadi kami naik mobil antar jemput yang sama selama 6 tahun, tentu bukan waktu yang sebentar. Lama ga ketemu, malah pas denger kabar mereka udah jadi almarhum. Mereka sama-sama lelaki, anak pertama, masih berumur 17, dan meninggal karena penyakit yang kurang lebih sama parahnya. Bisa dibayangkan, di umur 17, masa ketika harapan orangtua besar sekali berada di pundak mereka, tetapi para orangtua mereka malah kehilangan para ksatrianya. Di saat mereka 'habis masanya', pemuda 17 tahun lainnya bersenang-senang tanpa ingat mati, yang di ingat hanya 'Masa muda hanya sekali kawan, lalu mencoba semua entah benar entah salah'.

Bukankah ini 2 hal yang kontras? Waktu muda, seringkali kita ga pikir panjang, yang dipikir cuma yang penting gue seneng, tanpa ingat cepat atau lambat kita pasti pulang.


.annisaauliajustmine


2 komentar:

  1. habib ya nis? kangen gua jadinya.
    he was a better person than me. he was a good-close bestfriend to me. may be tears couldn't brought him back, but I hope he knew how people felt when he was gone.
    may Allah bless him always there. amin

    BalasHapus
  2. iya dan. Amin amin amin. Kita semua tau dia orang baik, sholeh, insyaAllah semoga semua amalnya diterima ya. Yah, kita yang di sini cuma bisa kirim doa aja, semoga dia di sana diberi lapang, diberi terang :) Amin.

    BalasHapus