Selasa, 31 Juli 2012

Could it be?

Biasanya sih anak-anak usia remaja punya banyak teman. Apalagi masa-masa nyari jati diri, punya banyak temen juga salah satu pembuktian kalo anak tersebut adalah anak yang mudah beradaptasi dan sebut saja gaul. 

Punya temen banyak sih gampang, tapi punya sahabat banyak? Hem, agak diragukan kalo punya sahabat banyak. Punya satu aja udah bagus, karena ga semua orang mau nerima whole packet diri kita. Nah! Yang bisa terima kita apa adanya ya itu dia sahabat. Susah lho nyari yang cocok, sesuai dan ngertiin diri kita. Eh tunggu ini ngomongin jodoh apa sahabat? Yaah menurut gue beda tipis lah nyari sahabat dan jodoh, soalnya sama-sama harus terima apa adanya kamu. 

Kalo nyari sahabat mirip-mirip dengan nyari jodoh, agak ribet juga kalo sahabatnya beda gender ya. Biasanya, kalo perempuan sahabatnya juga perempuan dan yang laki-laki sahabatnya juga laki-laki juga. Logikanya sih ya begitu, karena katanya wanita itu dari Venus dan lelaki itu dari Mars, kalo asalnya aja udah beda, mungkin untuk sahabatan agak sulit nyatunya (mungkin), tapi nyatanya ga juga, banyak kok yang sahabatan dan beda gender, tapi awet-awet aja. 

Gue punya beberapa sahabat, ada yang perempuan tapi ada juga yang laki-laki. Tapi mereka ga terikat satu sama lain, kenal juga engga. Dari pengalaman, emang beda sih sahabatan sama yang sesama dan beda gender. Sesama perempuan biasanya sih punya passion dan intensitas ngomong yang sama kurang lebih seimbang lah, nah kalo sama lelaki biasanya mereka yang lebih banyak mendengarkan. Nah! Ini dia. Sahabat lelaki gue lebih sering ngedengerin gue ngomong apa aja, sementara gue suka lupa dengan tanggung jawab seorang sahabat yang seharusnya bisa saling mendengarkan, bukan mendengarkan satu pihak saja. Well, my bad :(

Gue pernah baca tentang mustahilnya persahabatan beda gender. 
Katanya "True Friendship between man and woman only happens when one of them is gay"
Ah masa? Sahabat gue straight kok.

Terus katanya "A straight chick can never be a straight man's bestfriends. One of them is definitely having a crush secretly on the other one"
Nah! Hayooo ngaku siapa yang having crush sama sahabatnya sendiri? Gue rasa sih diem-diem pasti banyak. Iyakaaan? :p

Yah ga ada yang ngelarang juga kalo akhirnya jadi sama sahabat sendiri, toh memang dia orang yang sudah tau, mengertai dan mau nerima pribadi kita. Tapi ada baiknya, sebelum melaju ke jenjang berikutnya pastikan dulu hubungan kalian ga akan memburuk nantinya, karena sayang banget apalagi kalo udah sahabatan lama dan harus bubar gara-gara rasa yang norak itu. Semuanya itu bisa aja kejadian, apalagi intensitas berkomunikasi dan rasa ketergantungan yang tinggi biasanya jadi hal mutlak buat orang yang bersahabat.

Tumbuh rasa lain selain murni ingin bersahabat itu sesungguhnya ganggu banget. Essensi persahabatan yang seharusnya penuh dengan kejujuran dan keterbukaan malah harus menutupi, membohongi dan pura-pura sama perasaan yang ada.



.annisaauliajustmine


4 komentar:

  1. aseeeeeek, ini postingan nasehat atau curhat nis? wkwk
    cocok deh nis jadi mahasiswi psikologi. #eeaaak

    BalasHapus
  2. Haha apakah ini terlihat seperti sebuah curhatan? Iseng aja, abis baca 2 quote itu jadi gatel pengen posting ttg beginian. Kayaknya ada yang berasa juga ya? :p

    Yaah jadi junior lo deh gue sekarang -_-

    BalasHapus
  3. ada serunya sendiri-sendiri sahabatan sama beda gender atau sesama. for me, enakkan punya sahabat beda gender :D hehe
    anyway, salam kenal :)

    BalasHapus
  4. Iya cha, sensasinya yaa beda antara yang sesama sama yang beda gender. Tapi so far dua-duanya sih fun :)
    Btw ini icha prancis temennya naya sama nico kan? Ini Nisa jerman cha :p

    BalasHapus