Rabu, 21 Mei 2014

Seleksi Alam

Beberapa minggu yang lalu, masih di bulan ini, saya akhirnya collapse. Sepulang dari test beasiswa yang gagal, tubuh saya mendadak menggigil, kedinginan tapi kepanasan. Tidak ada yang bisa saya lakukan selain meringkuk seperti dulu berada di janin. Kemudian orang tua saya coba membawa saya ke dokter dan didiagnosa Infeksi pencernaan dan kelelahan yang berlebihan. Yaa sejujurnya saya menahan rasa lelah, membiarkannya dan menyelesaikannya dengan tidur di atas tengah malam dan kembali berangkat subuh hari. Lelah yang menumpuk.

Sepulang dari dokter saya langsung minum obat yang diberikan. Namun tak lama kemudian, entah itu reaksi positif atau negatif, suhu tubuh saya malah makin meningkat. Semua kebas dan serasa mati rasa. Dari telapak tangan dan kaki rasanya seperti memancar arus listrik -namun setelah saya cari tau itu adalah rasa seperti kesemutan yang diakibatkan oleh suhu tubuh yang begitu tinggi. Dan orang tua saya panik, lalu lekas mebawa saya ke Unit Gawat Darurat sebuah rumah sakit tak jauh dari rumah. 

Sesampainya di sana, suhu tubuh saya diukur dan muncul angka 40 derajat, pantas saja saya merasa seberlebihan itu dengan bilang ada arus listrik dari telapak tangan. Lalu saya diberikan cairan yang mampu membantu menurunkan suhu tubuh melalui infus. Karena kondisi saya yang begitu lemah dan situasi yang sudah larut malam, pukul 00.10 dokter UGD memutuskan agar saya dirawat secara intensif di rumah sakit. 

Tiga hari pertama di sana, saya dirawat tanpa diketahui penyakitnya. Dalam tiga hari itu, suhu tubuh saya tidak stabil, seringkali mendadak naik dan mendadak normal. Setiap pagi, kira-kira pukul 6, darah saya diambil untuk dicari tau apa penyebab utamanya. Baru setelah tiga hari diketahui bahwa jumlah trombosit saya selalu menurun setiap harinya. Ya, saya fix DBD. Dan di hari keempat, trombo terus saja menurun hingga puncaknya di hari kelima, jumlah trombosit saya hanya 480 dimana jumlah trombosit normal adalah 100.000. Hari itu ulu hati saya terasa mengencang, seperti memakai sabuk kencang hingga punggung. Saya tidak bisa mengonsumsi apa-apa kecuali minum air mineral dan sedikit jus jambu, karena semua makan akan tertolak dan berujung di toilet. Saya terus muntah tak terkendali dan tekanan dari ulu hati naik ke dada hingga sesak. Memang saya mengidap penyakit maag yang menurut saya sangat sepele itu, tapi menurut penjelasan dokter, saat divonis DBD, bagian tubuh apa saja bisa diserang, dan karena saya maag, maka ulu hati dan lambung saya diserang. Saat itu saya terus diberii injeksi anti pendarahan untuk mencegah pendarahan dalam tubuh yang dapat mengakibatkan kematian. Baru kali itu saya merasa betapa pentingnya pola hidup sehat dan mengatur peta pemikiran agar tidak membuncah di satu titik dan sakit. 

Di masa yang cukup membuat saya cukup depresi tersebut saya mencoba untuk memberi tahu teman-teman lingkup intim saja, untuk sekedar memberi kabar dan keperluan absen kuliah. Alasan saya untuk tidak memberi tahu lebih banyak orang adalah agar tidak merepotkan mereka ketika tahu kondisi saya, mungkin saya terlalu percaya diri. Tapi entah mengapa ibu saya justru memberi tahu beberapa teman dan saudara. Walhasil banyak saudara-saudara jauh yang sebelumnya tidak pernah bertemu, menjenguk dan memberikan support pada saya agar segera sembuh. Saya sungguh sangat menghargai support mereka, orang-orang yang tak hanya datang tapi juga memberikan support moril lewat pesan-pesan melalui SMS, maupun whatsapp dan line. Terima kasih banyak :)

Kejadian yang saya alami sungguh dapat membuat saya dapat membuka mata. Mungkin saya tak melakukan seleksi, tapi semesta melakukannya untuk saya tanpa perlu diminta. Semesta memilah dan memilih mereka yang tetap ada, karena semua bentuk dukungan pasti saya ingat. Sekedar menanyakan kabar menurut saya terhitung sebagai tanda bahwa ia bersimpati. Saya amat sangat menghargainya. Terima kasih kepada kamu dan semua yang sudah begitu peduli. Melalui kejadian jatuh sakit saya jadi paham benar batasan antara saya dengan mereka. Mungkin saya terlalu objektif dalam menilai. Tapi saya sungguh paham akan berbagai kesibukan yang dialami masing-masing setiap orang. Terima kasih semua. Terima kasih semesta :)

.annisaauliajustmine

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. 青子「ネクストコナンズヒント!」
    コナン「リス!」
    青子「お、いたずらが待ちなさいよ」
    光彦「だから後ですね」
    青子「その悲報が届けるわね」
    光彦「秘宝にも誘い込むです」

    BalasHapus
  3. Ungkapkan semua isi hati
    yang membuat gamangmu itu
    tak usah kau pendam sendiri...

    BalasHapus