Karena mengalah bukan kalah. Begitulah mungkin kalimat yang pantas menggambarkan keseluruhan posting kali ini.
Sebagai seorang makhluk sosial, tentu saja kita tidak hanya hidup sendiri. Hidup kita akan selalu dikelilingi oleh banyak orang yang tentunya akan memiliki pengaruh bagi diri. Maka mustahil bahwa ada yang berkata jika ia bisa bertahan hidup sendiri.
Mari lihat dalam cakupan tataran Indonesia. Menurut sensus pada bulan desember 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, dikatakan bahwa jumlah masyarakat Indonesia adalah 259.940.857 jiwa. Setiap harinya satu sama lain berinteraksi. Jelas pasti akan selalu ada konflik yang terjadi di antaranya, tapi nyatanya sampai saat ini semua masih tetap bisa hidup berdampingan, bukan? Pasti ada sesuatu yang membuat ratusan juta manusia tersbeut bertahan hidup berdampingan.
Mengalah.
Dua ratus juta kepala yang isinya berbeda satu sama lain. Jelas. Tuhan menciptakan manusia dengan keunikannya masing-masing. Bahkan anak kembar sekalipun boleh jadi memiliki pola pikir dengan sudut pandang yang berbeda. Dari pola pikir, sudut pandang, pendapat yang bermacam-macam dan berbeda satu sama lainnya, maka kemungkinan untuk terjadi konflik cukup besar.
Tapi...
Sebagian besar dari dua ratusan juta jiwa tersebut pasti memiliki jiwa besar. Mereka yang berjiwa besar, mereka yang bersedia untuk mengalah, mereka yang mudah untuk memaafkan kesalahan dan melupakannya. Dulu, saya pikir semua orang memiliki jiwa besar. Tapi sepertinya saya salah, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Masih banyak orang yang memiliki pemikiran bahwa mengalah adalah kalah. Padahal, mengalah jelas bukan kalah, karena ia berhasil mengalahkan egonya sendiri.
.annisaauliajustmine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar